0

detikSport/Irwan Nugroho



Jakarta - Prestasi memang tidak memandang apakah seseorang berasal dari keluarga kaya atau miskin. Saputra (14), seorang remaja yang sehari-harinya menyambi sebagai loper koran, lolos seleksi tim Indonesian All Star. Bersama rekan-rekan satu tim, ia berhasil mempertahankan gelar juara Intesa Sanpaolo Cup 2011.

Saputra dkk menggondol piala Intesa Sanpaolo Cup 2011 yang digelar oleh klub termasyur di Italia, AC Milan. Intesa Sanpaolo Cup sendiri merupakan turnamen tahunan yang menyedot perhatian di Milan Junior Camp Day. Di final 5 November lalu, para remaja asuhan pelatih Bambang Waskito itu menundukkan tim gabungan Venezuela-Brasil dengan skor 2-0. 

Sementara dalam ujicoba dengan para pemain junior AC Milan Soccer Academy yang dihelat setelah kejuaraan selesai, tim Indonesian All Star juga menang 3-2. Tim Indonesian All Star merupakan tim pertama yang mengalahkan tim junior AC Milan yang dilatih dengan ketat.

Saputra pun merasa bangga bisa mempersembahkan hasil tersebut. Stiker tim Indonesian All Star ini menceritakan, kekompakan tim menjadi faktor penentu kemenangan. Selain kompak, timnya mempunyai semangat yang luar biasa sehingga mampu menggunguli 25 negara peserta turnamen sepak bola lainnya.

"Tim Indonesia sangat kompak dan terus banyak sekali motivasi. Kalau mau pas di lapangan semangat semua," kata Saputra, yang ditemui di sela-sela pertemuan tim Indonesian All Star dengan Wakil Presiden Boediono di Kantor Wapres, Jakarta Selatan, Kamis (10/11/2011).

Saputra adalah remaja kelahiran Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), 6 November 1997. Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sejak kelas empat SD, Saputra sudah harus bekerja membantu orangtuanya yang beralamat di Jl Bendungan Lrg, Rawa Laut RT 03 RW 01 No 180/199, Palembang.

Untuk membantu perekonomian keluarga, remaja berambut cepak ini tak sungkan menjadi loper koran. Saban pagi, sebelum berangkat ke sekolah, ia menyetor koran ke lapak-lapak dan pelanggan. Setiap hari, uang Rp 15-20 ribu dikantonginya dari berjualan koran. Uang hasil jerih payahnya itu sebagian ia pergunakan untuk jajan dan sebagian lagi diberikan kepada ibunya yang cuma buruh cuci rumah tangga.

"Aku loper koran dari kelas 4 SD sampai kelas 3 SMP. Tapi kelas 3 ini sekolah pagi, jadi cukup untuk langganan bulanan atau di tempat sekolah. Guru-guru kadang beli sama aku," ucap Saputra.

Post a Comment

Silahkan kirim masukan, saran dan kritik yang bermanfaat disini yach
Semoga saling bermanfaat..

 
Top